Thursday, March 19, 2020

Makanan Tradisional 5 Kudapan Khas Sumenep, Nomor 4 Sudah Langka!

Makanan Tradisional
Kuliner Khas Madura


Sumber: Masjid Jami' Sumenep


Sumenep adalah salah satu kabupaten di Madura yang berada di ujung paling timur pulau ini. Konon daerah ini merupakan kadipaten yang berpengaruh besar terhadap lahirnya kerajaan Majapahit dahulu.

Sumenep yang nama asalnya adalah soengenep ini merupakan daerah yang sangat menarik untuk dikunjungi, terdapat banyak tempat wisata di kota ini. Seperti wisata budaya, wisata sejarah, wisata arsitektur dan juga wisata kuliner.

Mendengar wisata kuliner lidah rasanya langsung bergetar dan yang di perut langsung demi dadakan. Hahaha ini saya ….

Oke, pada thread kali ini saya akan sedikit memperkenalkan jajanan khas Sumenep yang rekomen untuk dicicipi.

Merebaknya bermacam-macam jajanan baru saat ini sedikit demi sedikit menggeser posisi jajanan tradisional yang sudah ada sejak jaman dulu. Bila tidak ada sebagian orang atau dari kita yang melestarikannya tentu bukan tidak mungkin jajanan tradisional ini hanya akan tinggal sejarah saja.


Di antara jajanan khas Sumenep ini ada yang sudah sulit ditemukan atau sudah langka. Bukan sudah tutup buku/ tidak ada lagi, ya cuma sulit dan kadang meski ada, tapi hanya ada di satu tempat atau di waktu khusus saja.

1. Gettas
sumber


Gettas adalah jajanan atau kudapan yang terbuat dari tepung ketan dengan campuran parutan kelapa yang digoreng, kemudian dibaluri campuran gula merah dan gula pasir juga air garam.

Air garam itu selain untuk penyempurna rasa juga sebagai bentuk rasa syukur atas karunia Allah atas hasil panen garam mereka yang melimpah juga bagus.

Makanya kudapan satu ini hanya bisa didapatkan tiga kali dalam setahun, yakni pada pesta upacara nyadar. Karena kudapan ini adalah kudapan yang wajib ada dalam tradisi nyadar.

Nyadar adalah upacara sebagai salah satu bentuk penghargaan warga Pinggir Papas terhadap leluhur mereka yang bernama Pangeran Anggosuto yang telah berjasa memberikan banyak pengetahuan mengenai teknik pembuatan garam.

Sampai saat ini upacara nyadar ini dilaksanakan di pemakaman pangeran Anggosuto.

Upacara nyadar sendiri biasanya diadakan pada bulan Juli (nyadar pertama), Agustus (nyadar ke dua), September (nyadar ketiga) dan diadakan di desa kebundadap barat kecamatan Saronggi. Jadi, sudah tahu kan kapan dan harus ke mana bila ingin mencicipi kudapan manis dan gurih ini.


2. Mento
sumber


Kudapan satu ini hampir mirip dengan dadar gulung cuma isiannya saja yang berbeda, isian dari Mento terdiri dari ayam, wortel dan pepaya muda yang dioseng dengan bumbu khusus. Jadi rasanya gurih, apalagi penyajiannya dengan disiram santan diatasnya.

Dulu, kudapan Mento ini hanya ada di dalam Keraton sebagai salah satu hidangan pembuka untuk para tamu keraton dan Mento ini adalah hidangan paling istimewa yang dihidangkan untuk tamu yang juga istimewa.

Namun, kini kudapan yang terbuat dari tepung tapioka ini bisa dinikmati siapa pun terutama di bulan Ramadhan.

Meski ini adalah kudapan tapi juga bisa mengenyangkan, karena isinya yang padat. Jadi, cocok untuk yang lagi diet.


3. Man Reman
sumber


Jajanan yang satu ini rasanya manis dan gurih karena terbuat dari tepung ketan dan gula aren.

Jajanan khas kecamatan Kalianget (ujung timur kabupaten Sumenep) dulu hanya bisa didapat di daerah yang memproduksi saja, yaitu Kalianget, tapi kini sudah bisa dibeli di setiap toko di jalur bus antar provinsi yang ada di kabupaten Sumenep.

Jajanan satu ini biasanya banyak diproduksi di bulan Ramadhan dan menjelang hari raya Idul Fitri.

Keluarga yang masih menyediakan makanan khas ini di rumahnya menurut penduduk sekitar adalah orang yang masih menghargai adat istiadat daerah Sumenep terutama daerah Kalianget.


4. Olet
sumber


Olet ini jajanan yang hampir mirip dengan lupis, tapi Olet terbuat dari singkong yang dihaluskan dan dipadatkan dan diberi taburan ketan hitam di atasnya. Jajanan ini berasal dari wilayah kecamatan Lenteng, Sumenep.

Penyajiannya bisa dengan di iris atau di potong-potong, ditaburi parutan kelapa dan disiram dengan tangguli. Tangguli adalah gula aren yang belum jadi.

Rasanya manis, gurih dan kenyal. Manisnya berbeda karena masih ada aroma dan sensasi aren yang kuat.

Harganya sangat meriah, kita bisa membelinya mulai dari harga seribu rupiah saja, sesuai yang kita mau sih, ya mau beli berapa pun.

Namun, sekarang jajanan ini sulit ditemukan meski di daerah asalnya, kecuali pada hari Minggu di pasar Lenteng dan itu hanya sampai jam 10 pagi. Selain hari itu agak sulit untuk mendapatkan jajanan ini, makanya jajanan ini termasuk jajanan yang sudah langka.

5. Jubada
sumber

Jajanan satu ini mungkin tidaklah asing lagi karena jajanan ini sudah dikenal dari jaman dulu.

Jajanan yang sekilas mirip dodol gula merah ini biasanya juga dibawa saat hantaran nikahan atau tunangan.

Jajanan ini terbuat dari campuran tepung jagung, tepung tapioka, air nira dan gula pasir yang direbus dan diaduk sampai larut. Hampir sama dengan pembuatan dodol tapi ini encer. Perebusannya membutuhkan waktu kurang lebih tiga jam-an.

Setelah adonan larut dan didinginkan barulah adonan dijemur sampai kering, kira-kira 2 hari, tapi saat musim hujan bisa sampai 3-4 hari.

Rasa jagung dalam jajanan jubada ini menghilang yang tersisa hanya rasa manis dan aroma gula merah. Jajanan ini biasa ditemukan di kecamatan Pragaan.


Bagaimana, tertarik untuk mencicipi? Yuk, kita wisata kuliner ke daerah Sumenep.

No comments:

Post a Comment

Auto Melek! Gadis Seksi Berdandan Ala Nami dari One Piece World Red

Kayaknya kalian sudah pada tahu, hari ini ane mau bahas apa. Jika dipikiranmu adalah cosplayer yang bening-bening, maka jawabanmu sungguh t...